Bulan Ramadhan adalah waktu bagi para muslim yang beriman untuk wajib menunaikan ibadah puasa. Sebelum berpuasa, tentunya ada rukun-rukun yang perlu diperhatikan dan dilakukan, salah satunya adalah dengan membaca doa niat berpuasa selama Ramadhan berlangsung.
Selain doa puasa Ramadhan yang biasa dilakukan sehari-hari, ternyata ada satu niat puasa Ramadhan yang bisa kita amalkan untuk 1 bulan penuh. Namun, ada beberapa ketentuan dan bacaan niat yang Bunda dan keluarga ketahui dan lakukan sebelum berpuasa. Mari simak penjelasannya, ya!
Pendapat Ulama tentang Niat Puasa Ramadhan
Selama ini mungkin yang kita ketahui adalah berniat puasa perlu dibaca di setiap harinya selama Ramadhan. Namun ternyata Bun, ada sejumlah beberapa ulama yang menyatakan pendapat akan cara membaca niat puasa Ramadhan.
Merujuk pada buku Fiqih Praktis Puasa karya Buya Yahya, ada perbedaan pendapat beberapa ulama dalam melaksanakan niat ibadah puasa Ramadhan.
1. Mazhab Syafi’i
Untuk yang satu ini, tentunya akan terasa lebih terasa familiar bagi kita, karena muslim di Indonesia mayoritas adalah penganut Mazhab Syafi’i.
Nah, di dalam Mazhab Syafi’i dijelaskan bahwasanya saat datang waktu puasa Ramadhan, maka wajib hukumnya bagi umat Islam untuk selalu membaca niat puasa. Pembacaan niat puasa ini harus dilakukan setiap malam, sebelum sang fajar terbit.
Lebih lanjut lagi, Imam Syafi’i berkata, satu kali niat puasa dibacakan, maka niat tersebut berlaku untuk satu hari puasa Ramadhan saja. Sehingga, kita perlu membaca niat berpuasa setiap malam harinya di bulan suci Ramadhan.
2. Mazhab Malik
Menurut Mazhab Malik, umat Islam yang menjalani puasa Ramadhan sebulan penuh, diperbolehkan untuk menggabungkan bacaan niat puasa hanya saat waktu awal Ramadhan. Akan tetapi, ada syarat yang perlu diingat. Menggabungkan bacaan niat puasa Ramadhan selama sebulan tidak diizinkan apabila ada puasa yang terputus di antaranya.
Jika seseorang berniat puasa sebulan penuh, tetapi ada waktu dan alasan; haid, sakit, yang membuat ibadah puasanya terputus, maka ia harus memulai bacaan niat puasa yang baru.
3. Mazhab Abu Hanifah
Berbeda dengan Mazhab Syafi’i, dalam Mazhab Abu Hanifah, dikatakan bawa tidak ada perbedaan di antara puasa wajib Ramadhan dengan puasa sunnah. Ia menjelaskan bahwa tak ada kewajiban bagi umat muslim untuk membaca niat puasa sejak malam hari.
Menurutnya, sah-sah saja jika seseorang berniat puasa Ramadhan setelah matahari terbit di pagi hari. Asalkan belum memasuki waktu tengah hari atau adzan dzuhur, dan ia belum melakukan suatu hal yang membatalkan ibadah puasa tersebut.
Dari adanya perbedaan pendapat ulama di atas, terhadap bacaan niat puasa Ramadhan, ada baiknya ikutilah anjuran sesuai dengan Mazhab yang Bunda dan keluarga anut, ya.
Waktu Membaca Niat Puasa Ramadhan
Membaca niat puasa Ramadhan dianjurkan untuk dilakukan di waktu malam hari, sebelum fajar memperlihatkan dirinya. Pernyataan ini merujuk pada salah satu ajaran dalam Mazhab Syafi’i, mazhab yang dianut oleh mayoritas muslim Indonesia. Dikutip dari Hasyiyatul Iqna-nya, dalam detikJatim, Syekh Sulaiman Al-Bujairimi menjelaskan:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا .ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: “Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qada, atau puasa nazar. Syarat ini berdasar pada hadis Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.'”
Oleh karena itu, ada baiknya untuk kita selalu ingat membaca niat puasa Ramadhan dan puasa lainnya saat waktu malam hari, sebelum fajar terbit. Hal ini adalah upaya untuk menghindari permasalahan sah atau tidaknya ibadah puasa yang dijalani, ya, Bun.
Namun, jika ada rasa tak yakin bisa mengingat melakukan niat doa puasa Ramadhan setiap harinya, mungkin ada baiknya Bunda bisa menggunakan ajaran berdoa niat puasa untuk satu bulan penuh. Seperti yang dianjurkan oleh Mazhab Maliki.
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh: Arab, Latin, dan Artinya
Berdasarkan anjuran dalam Mazhab Malik, bagaimana niat puasa Ramadhan diperbolehkan untuk digabung dalam satu kali bacaan doa, berikut adalah niat beserta artinya yang dapat dibaca sewaktu sahur pertama Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri Ramadani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta'ala."
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Harian: Arab, Latin, dan Artinya
Kemudian, jika doa niat puasa Ramadhan yang ingin dilakukan adalah secara harian, maka niat tersebut dapat dilakukan saat malam atau sahur di tiap harinya. Berikut bacaan niat dan artinya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadani hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Yang artinya: “Saya berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta'ala.”
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan seputar Puasa Ramadhan
Dari informasi dasar mengenai doa niat puasa Ramadhan di atas, tentunya ada satu atau dua pertanyaan yang kerap membuat Bunda dan yang lain masih bingung atas jawaban pastinya. Berikut pertanyaan serta jawaban yang kerap ditanyakan mengenai puasa saat Ramadhan:
Apakah Harus Membaca Niat Puasa Ramadhan Setiap Hari?
Jika mengikuti Mazhab Syafi’i, maka membaca niat puasa di bulan Ramadhan adalah sebuah keharusan. Seperti yang tertulis dalam buku Fiqih Praktis Puasa oleh Buya Yahya, satu kali niat untuk satu hari puasa. Oleh sebab itu, jika kita terlewat membaca niat puasa melewati waktu matahari terbit, maka tidak ada puasa yang dijalani.
Di sisi lain, menurut Mazhab Malik, membaca niat puasa Ramadhan tidak diperlukan setiap hari, melainkan hanya saat sahur pertama Ramadhan saja. Dan doa niat puasa ini akan berlaku sebulan Ramadhan penuh, jika tidak ada puasa yang terputus.
Apakah Puasa Sah Bila Tidak Melafazkan Niat Puasa Ramadhan?
Membaca niat adalah salah satu rukun puasa, sehingga ibadah puasa yang dijalani dianggap sah pelaksanaannya.
Merujuk pada laman Kementerian Agama Sulawesi Barat, jika ada di antara umat muslim yang tidak melafazkan atau membaca niat berpuasa di mulut, tetapi sudah berniat di dalam hati, maka puasa Ramadhan yang dijalani tetap dianggap sah.
Hal ini dikarenakan, hukum melafazkan niat puasa adalah sunnah. Hanya saja, dengan mengucapkan niat di mulut, dapat juga membantu kebulatan tekad dalam menjalani puasa Ramadhan.
Apakah Boleh Puasa Ramadhan Tanpa Niat?
Nah, kalau untuk yang satu ini merupakan hal yang berbeda dengan pertanyaan sebelumnya. Apabila ada seorang muslim yang sama sekali tak melakukan doa niat puasa, baik dari mulut maupun hatinya, maka dipastikan puasa Ramadhan yang di jalan tidak sah dilakukan. Meskipun ia tidak makan dan minum hingga adzan Magrib berkumandang.
Puasa yang tidak sah itupun akan dihitung sebagai hutang puasa. Oleh karenanya, ia perlu melakukan puasa qadha di kemudian hari selepas Ramadhan selesai.
Semoga dari informasi-informasi seputar bacaan doa tentang niat berpuasa Ramadhan di atas, bisa memberikan manfaat untuk Bunda dan keluarga, ya!
sumber : https://www.haibunda.com/moms-life/20240301102433-76-330921/bacaan-niat-puasa-ramadhan-1-bulan-penuh-beserta-artinya-dibaca-di-sahur-pertama