Warga suku Baduy yang pindah agama, secara hukum adat maka harus pindah dari lingkungan Baduy, baik Baduy Dalam atau Baduy Luar. Termasuk mereka yang memeluk Islam, kebanyakan karena faktor pernikahan. Mereka pindah rata-rata masih sekitaran luar Baduy dan bercampur baur dengan warga sekitar.
Di kampung Sarimulya, desa Jayasari, kecamatan Cimarga ini salah satunya, ada beberapa diantara mereka yang keturunan Baduy asli yang pindah dan sudah menetap di desa sini puluhan tahun. Ada satu hal penting tentang desa ini yakni untuk kebutuhan air sehari-hari, mereka hanya mengandalkan sumur resapan air hujan. Sumur resapan air hujan di desa ini ada 2, yang dekat untuk kebutuhan mandi cuci-cuci dan yang jauh di tengah hutan untuk air minum dan masak.
Sedangkan kita tahu musim hujan di Indonesia, khususnya di Lebak tidak bisa ditebak, tidak tiap hari turun hujan bahkan seringnya panas berkepanjangan. Jadi, bisa dibayangkan betapa iritnya mereka menggunakan air tersebut. Bahkan saat kami buatkan sumur air bersih, air kotor yang masih keluarpun masih mereka tampung ke wadah-wadah jerigen dan ember yang mereka bawa masing-masing. Sudah bertahun tahun mereka kesulitan air, jadi ketika melihat air mengalir tentunya akan sayang kalau terbuang percuma.
Melihat kondisi ini, Yayasan Agen Kebaikan Umat (AKU) merasa prihatin dan berkoordinasi dengan tokoh setempat untuk dibuatkan 2 unit sumur air bersih. Yang pertama, kami resmikan pada tanggal 17 Februari 2024 dengan nomor sumur 60 dan yang kedua kami resmikan tanggal 12 Mei 2024 dengan nomor sumur 61. Pembuatan 2 unit sumur Air Bersih ini berbeda titik tapi masih di desa yang sama; mengingat kebutuhan 1 sumur air masih sangat kurang. Untuk pemanfaatannya kedua sumur air bersih ini kurang lebih ada sekitar 200 orang warga; diantaranya ada 40 anak TPQ, 40 orang ibu-ibu majelis taklim dan warga umum lainnya.
Pembina Kampung Muallaf Baduy, Ustadz Yusuf Suciyatna sangat menyambut baik kedatangan tim AKU ke wilayahnya. Alhamdulilah para warga merasa senang karena telah dibuatkan sumur air bersih. Kini mereka tidak harus lagi mengandalkan air hujan lagi, tempat mengaji anak-anak kini sudah ada sumber airnya sendiri sehingga untuk wudhu dan buang air kecil/besar tidak harus pulang ke rumah. Untuk mengambil air bersih para warga kini mereka tidak harus lagi jauh-jauh mengambil ke sumur resapan hujan yang berada di hutan.
Direktur Agen Kebaikan Umat, Ustadz Mardona mengatakan “Penyaluran bantuan air bersih untuk daerah yang belum memiliki sumber air bersih tetap dan daerah yang kekeringan air itu sangat tepat. Air menjadi kebutuhan mutlak dan terpenting bagi setiap makhluk hidup. Tanpa makan 1-3 hari mungkin kita masih bisa bertahan, bayangkan tanpa air sehari saja sudah sangat kesulitan dan kerepotan kita. Minum, masak, mandi, bersuci dan mencuci itu kebutuhan sehari-hari yang pasti kita lakukan setiap harinya.
Bayangkan berapa tetes air yang mengalir, baik untuk diminum dan digunakan para warga ini untuk kebutuhan sehari-hari. Adik-adik santri TPQ yang mengaji tiap harinya, ibu-ibu majelis taklim yang rutin mengaji tiap pekannya; itu semua insya Allah akan menjadi amal jariyah tak henti mengalir pahalanya selama air bersih itu masih mengalir”, Ucap Ustadz Mardona.
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah menitipkan sedekahnya kepada kami. Melalui program Gerakan Sedekah Air Bersih; Agen Kebaikan Umat mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bergabung bersama kami, membantu saudara-saudara muslim kita di berbagai pelosok negeri yang sedang mengalami kesulitan air bersih. Yuuk, Bersama AKU Tebarkan Kebaikan…