14 November 2022 10:08 pm

TAWADHU

TAWADHU
Tawadhu’ secara bahasa berarti “Rendah Hati”. Tawadhu’ adalah sifat yang disenangi oleh Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan jika Allah sudah menyenangi hamba-Nya, maka penghuni langit dan bumi pun akan menyenanginya juga. Tawadhu’ itu sifat yang memancarkan ketenangan, keteduhan, kenyamanan dan keamanan bagi orang lain. Karena orang yang tawadhu cenderung memiliki sopan santun dan keramahan yang tulus, tidak dibuat-buat.

Sifat yang demikian sangatlah mengundang kedekatan hati dan rasa persaudaraan bagi sesama. Dan, jika rasa persaudaraan sudah terjalin di antara kita dengan orang lain, maka betapa indah, aman dan nyamannya hidup ini. Kerendahan hati akan merekatkan ukhuwah dengan sesama muslim, dan mendekatkan kita dengan segala lapisan masyarakat pada umumnya.

Tidak sedikit di antara kita yang mengetahui tingginya nilai persaudaraan, tetapi sangat sulit mengamalkannya. Mudah sekali kita berselisih dengan saudara kita, mudah sekali kita berburuk sangka dan hidup secara individualis. Jika sudah berselisih, maka akan berkepanjangan dan sulit sekali kita untuk rekat kembali. Kepada yang jauh kita peduli dan empati, sedang kepada yang dekat bahkan mengenal pun tidak. Subhanallah!

Tawadhu memiliki banyak sekali keutamaan, beberapa di antaranya adalah :

Pertama, mengangkat derajat di hadapan Allah SWT. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa Allah menyayangi hamba-Nya yang tawadhu. Bentuk kasih sayang Allah kepadanya diwujudkan dalam bentuk pengangkatan derajat di hadapan-Nya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Tidaklah kurang harta karena sedekah, tidaklah Allah menambah kepada seseorang hamba sifat pemaaf, kecuali dia akan mendapatkan kemuliaan, serta tidaklah seorang menerapkan sifat tawadhu karena Allah kecuali Allah pasti mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim, Ad Darimi, Ahmad)

Kedua, kemuliaan akhlak. Tawadhu adalah salah satu akhlak mulia yang dicontohkah Rasulullah saw. Sedangkan beliau adalah uswatun hasanah, suri teladan terbaik, rujukan kemuliaan akhlak bagi seluruh manusia. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.”(Muttafaqun alaih).

Bagi umatnya yang memiliki kemuliaan akhlak, Rasulullah bersabda, “Aku menjamin sebuah rumah di tempat yang rendah di dalam surga  bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia berada pada posisi yang benar, dan sebuah rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun ia hanya bercanda, dan sebuah rumah di surga yang tertinggi bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” (HR. Abu Dawud).


Ketiga, merekatkan persaudaraan. Allah SWT menyukai dan menyayangi orang yang tawadhu. Dan, jika Allah sudah menyayangi dan meridai seseorang, maka makhluk yang di langit dan di bumi pun akan menyayanginya.

Dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman, “Jika Allah SWT mencintai seorang hamba, maka Allah akan memanggil Jibril dan berfirman, ‘Wahai Jibril! Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Lalu Jibril menyeru kepada penghuni langit, ‘Wahai penghuni langit, sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah dia. Lalu penghuni langit pun mencintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Bentuk-bentuk Prilaku Tawadhu’
Setiap tawadhu’ yang dimiliki seseorang, dapat dilihat dari prilakunya seseorang sehari-hari, adapun bentuk-bentuk prilaku tawadhu’ antara lain sebagai berikut :
  • menghormati kepada orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya
  • sayang kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya
  • menghargai pendapat atau pembicaraan orang lain
  • bersedia mengalah demi kepentingan umum
  • santun dalam berbicara kepada siapapun
  • tidak suka disanjung orang lain atas kebaikan dan keberhasilan yang diraih

Jenis-jenis Tawadhu’
Adapun jenis-jenis dari pada orang yang tawadhu’ terbagi dua yaitu :
  1. Tawadhu’ yang terpuji, yaitu tawadhu yang memiliki sikap rendah diri baik dihadapan Allah yaitu melaksanakan ketaatan tanpa disertai perasaan bagga dan riya’ serta merendahkan diri kepada Allah takkala mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan sehingga ia merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling sedikit ketaatannya dan mendorong untuk kembali bertaubat begitupun kepada sesama dengan tidak berbuat semena-mena atau memandang enteng / remeh saudaranya.
  2. Tawadhu’ yang tercela, adalah orang yang merendahkan dirinya dihadapan orang yang kaya dengan harapan ingin mendapatkan sesuatu dari orang kaya tersebut.

Dampak Positif Orang Yang Tawadhu’
Dampak positif tawadhu’ berarti akibat baik sikap tawadhu’. dan adapun dampak positif dari sikap tawadhu antara lain :
  • menimbulkan rasa simpati pihak lain sehingga suka bergaul dengannya
  • akan dihormati secara tulus oleh pihka lain sesuai naluri setiap manusia ingin dihormati atau menghormati, menghargai dan dihargai
  • mempercepat hubungan persaudaraan antara dirinya dengan orang lain
  • mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah maupun sesama manusia.
Oleh karena itu untuk dapat memiliki sifat tawadhu’ dalam pergaulan, maka kita perlu menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda, dan berusaha untuk selalu mengendalikan diri agar tidak menampakkan kelebihan yang dimiliki kepada orang lain serta melatih diri untuk dapat menghargai kemampuan orang lain dan tidak meremehkan mereka.

sumber : https://pondokmodernselamatkendal.ponpes.id/1216-2/
Blog Post Lainnya
-
Kontak Kami
0812-9033-7525
0812-9033-7525
agenkebaikanumat@gmail.com
Social Media
@2024 agenkebaikanumat Inc.