
Mewujudkan ikhlas bukan pekerjaan yang mudah seperti anggapan orang jahil. Para ulama yang telah meniti jalan kepada Allah telah menegaskan sulitnya ikhlas dan beratnya mewujudkan ikhlas di dalam hati, kecuali orang yang memang dimudahkan Allah. Imam Sufyan Ats Tsauri berkata,”
Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku”
Karena itu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
Ya, Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agamaMu. Lalu seorang sahabat berkata,”Ya Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang engkau bawa kepada kami?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Ya, karena sesungguhnya seluruh hati manusia di antara dua jari tangan Allah, dan Allah membolak-balikan hati sekehendakNya. [HR Ahmad, VI/302; Hakim, I/525; Tirmidzi, no. 3522, lihat Shahih At Tirmidzi, III/171 no. 2792; Shahih Jami’ush Shagir, no.7987 dan Zhilalul Jannah Fi Takhrijis Sunnah, no. 225 dari sahabat Anas].
“Dia ibarat sekam yang sangat mudah terbakar tanpa sisa kecuali hanya menyisakan abu. Dia berdiam dihati-hati tulus, ibarat mutiara butuh tempat tertentu agar bisa berkilau. Dia sesuatu yang sangat mahal, ibarat barang antik tidak setiap orang bisa memilikinya.”